• Punden, Jalan Doa dari Leluhur



    Menyibak hamparan persawahan dusun Sumberejeki di suatu terik, saya menemukan pagar bata yang dibuat mengkotak, membatasi apa yang ada di dalamnya dengan area persawahan. Tampak jauh, terlihat pohon besar menjulang di dalamnya. Ketika saya mencoba memasukinya, saya melihat sebuah makam dan bekas-bekas permohonan yang melayang-layang. Saya teringat, masyarakat sekitar menyebutnya Punden.
    Punden
    Punden, dalam definisinya di kamus, merupakan makam orang yang dianggap sebagai cikal bakal masyarakat desa. Punden di utara Desa Sumberasri tersebut merupakan makam Mbah Tampang Laut. Mbah Tampang Laut yang berasal dari Jawa Tengah, menegaskan bahwa masyarakat Desa Sumberasri merupakan masyarakat pendatang dari Jawa Tengah. Tidak diketahui awal mula kedatangannya karena telah terjadi ratusan tahun lalu. Meskipun demikian, menurut kepercayaan beberapa warga sekitar, Mbah Tampang Laut terkadang mendatangi kembali Pundennya dalam bentuk macan putih.
    Setiap Jumat legi dalam penanggalan Jawa, masyarakat yang percaya datang ke Punden untuk meminta permohonan. Dahulu, Punden sangat ramai karena masyarakat banyak yang meminta nomor yang tepat dalam permainan tebak-tebakan yang dimainkan orang dewasa: togel. Banyak yang membuktikan, dengan meminta permohonan di Punden, nomor mereka tembus. Tak hanya nomor, permohonan lain beragam. Punden merupakan paket hemat untuk meminta pertolongan--setelah berusaha. Ia adalah jalan doa yang lebih tanpa hambatan. Lurus. Ampuh.
    Setiap menjelang pernikahan, masyarakat sekitar yang merayakan pun turut mengunjunginya. Nuwun sewu. Semoga berkah dan langgeng. Tidak ada halangan selama hayat. Bahagia selama-lamanya. Oleh karena perayaan pernikahan memiliki waktu yang berbeda-beda, masyarakat yang berkunjung pun datang secara pribadi, tidak dalam kelompok, sesuai mendekati tanggal pernikahan.
    Upacara Tiban
    Selain permohonan pribadi, saat musim kemarau panjang, masyarakat juga meminta permohonan datangnya hujan yang diwujudkan dalam kesenian Tiban. Kesenian Tiban sejatinya berasal dari Trenggalek. Kesenian tersebut dimainkan oleh dua orang yang saling memecut satu sama lain menggunakan seutas janur. Tiga kali pecutan dibalas tiga kali pecutan. Cukup adil. Selama pemecutan, ada yang memainkan musik dari gamelan. Setelah upacara diadakan, tidak sampai seminggu, biasanya hujan mulai turun.

    Cok bakal
    Untuk keberhasilan doa yang dihaturkan, terdapat syarat khusus, yaitu cok bakal. Cok bakal merupakan sesajen yang khusus digunakan untuk meminta permohonan. Cok bakal memiliki komposisi berupa kencur, temulawak, kunir, temu ireng, jahe, tembakau, bawang putih, bawang merah, cabe, teri, kluwak, kemiri, pinang, telur ayam, rokok, kemenyan, sisir, kaca, bambu, sirih, bunga kenanga, bunga mawar, bunga kanthil, kendi, dan uang logam yang ditaruh dalam samir.
  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Like us

Pesona Keindahan di Desa Sumberasri


Boss

Boss
Boss
Boss